STOP! Membanding-bandingkan Anak

January 24, 2019


"kamu liat tuh teman kelas kamu, dia ranking 1 terus di kelas, ga sama kayak kamu, masuk 10 besar aja ga pernah." 

"kamu liat tuh teman kamu, dia udah kelar ujian proposalnya, nah kamu kapan?!"

"kamu tau ga, anak temannya mama yang di kantor itu ada yang biayain kuliahnya sendiri, nah kamu juga seharusnya bisa kayak gitu!"

"mama punya teman di kantor anaknya hebat banget, dia bisa dapat beasiswa buat kuliah di luar negeri, kamu bisa ga kayak gitu?!"


Apakah tipikal orangtua yang seperti ini pernah memikirkan akibat jangka panjang dari setiap perkataan yang keluar melalui mulut mereka?! Tidakkah mereka memikirkan bagaimana perasaan si anak nantinya?!

Kalau tujuannya untuk dijadikan motivasi, maka cara ini sangat keliru. Tidak ada anak yang suka jika dibandingkan satu dengan yang lain.

Fenomena ini terjadi karena adanya budaya dimana orangtua jauh lebih mementingkan hasil tanpa menghiraukan bagaimana proses yang telah si anak lalui dengan penuh susah payah dan kerja keras.

Karena keseringan dibanding-bandingkan sedari kecil bahkan mungkin masih berlangsung hingga sekarang, banyak anak yang kemudian menjadi pribadi yang minder, apatis, bahkan pendendam akibat terlalu sering menumpuk kekesalan. 

Seringkali, si anak berusaha mencari pelarian dari rasa kesal itu, beruntung bila si anak masih waras dan cukup sadar untuk mencari pelarian yang positif (ex: blogging). Tapi, tentu tak dapat dipungkiri jika banyak anak di luar sana yang justru mencari pelarian yang bahkan dapat membahayakan diri mereka sendiri (ex: drugs).

Setiap orang diciptakan dengan kemampuan yang berbeda, serta dianugerahi kesempatan yang berbeda pula. Tidak perlu menuntut terlalu banyak, yang perlu adalah bagaimana cara orangtua menghargai setiap usaha dan kerja keras si anak. 

Orangtua harus sadar bahwa bila si anak terus menerus diperbandingkan, maka hal itu justru akan mematahkan semangat dalam diri si anak. Mulailah belajar untuk mendukung si anak agar dapat menjadi dirinya sendiri dengan jalan kesuksesannya sendiri.

Yakinilah, bahwa setiap anak juga mempunyai keinginan yang besar untuk dapat membuat orangtuanya merasa bangga kepadanya. 

*pic courtesy of oblitt







You Might Also Like

0 komentar

Subscribe