Mini Trip to North Sulawesi

December 15, 2019


Minggu, 08 September 2019 aku bertolak ke Manado, ini merupakan kali pertama bagiku untuk berkunjung ke kota yang dikenal sebagai kota doa tersebut. Well, nothing really impress me when i'm arrived, probably karena waktu itu tibanya malem jadi bawaannya udah capek banget dan pengen cepet-cepet nyampe rumah bapak, lalu mandi dan istirahat. 

Selama 8 hari di Manado, aku baru berkesempatan travelling di 3 hari terakhir alias di saat weekend, soalnya kudu nungguin bapak bebas tugas dulu. 

Well, kalo di kota Manado sendiri sebenarnya ga banyak yang bisa dikunjungin, mentok juga ke pantai atau wisata kuliner aja, that's why selama weekend aku bener-bener manfaatin buat travelling ke daerah lain yang ada di Sulawesi Utara (ya ga harus yang bener-bener singgah sih, sekadar lewat juga ga masalah hehe). 

Nah, setelah aku berkeliling Sulawesi Utara barulah I get truly amazed by the nature of this province. Dari kacamataku, Sulawesi Utara memiliki potensi alam yang sangat indah bahkan dapat ku katakan sama seperti Bali. Namun, sangatlah disayangkan bahwa pemerintah setempat belum mampu untuk mengoptimalkan potensi pariwisatanya. Ada banyak objek wisata populer yang nampak tak terurus dan ada juga beberapa lokasi dengan potensi pariwisata dunia yang entah mengapa hingga kini tidak terjamah dan dikelola. 

Faktor kultur dan budaya juga menjadi salah satu pendorong pariwisata disetiap daerah, jika sebelumnya ku katakan bahwa potensi alam Sulawesi Utara sama seperti Bali, maka yang membuatnya berbeda adalah kultur dan budaya masyarakatnya. Jika kita melihat Bali dan Jawa yang sangat kental dengan kesenian dan berbagai kebudayaannya maka berbeda halnya dengan masyarakat Sulawesi Utara, hal-hal seperti seni dan budaya masih kurang nampak di permukaan.

Eiittts! Tapi tunggu dulu, masyarakat Sulawesi Utara mungkin tidak seperti masyarakat di Bali dan Jawa yang kental akan seni dan budayanya, namun di Sulawesi Utara masyarakatnya memiliki keunikan tersendiri, Yap! Apalagi kalau bukan kuliner ekstremnya. Saya pribadi sih tidak cukup berani untuk mencicipinya, wong ngeliatnya aja udah tercegang 🥴tapi kalo kalian penasaran sih yaa silahkan hehe.

Masyarakat Sulawesi Utara memang cukup terkenal dengan kuliner mereka yang terbilang ekstrem, mereka juga memiliki pasar yang menjual berbagai bahan baku untuk pembuatan kuliner ekstrem tersebut dan bahkan di salah satu supermarket yang ada di Manado pun juga menjualnya secara terang-terangan 😮nah, dikarenakan saya ga tega untuk nge-jepret berbagai aktivitas di pasar ekstremnya, alhasil saya unduh aja penampakan gerbang pasarnya untuk kalian..

Pasar Beriman Tomohon | picture courtesy of britaloka
You guys probably have been questioning, "kenapa sih pasar tersebut diberi julukan pasar ekstrem?". Well, simply karena pasar ini nge-jual hewan-hewan yang ga masuk di nalar kalian buat dikonsumsi, seperti anjing, kucing, tikus, ular, dan masih banyak lagi 😶

Oiya, kalian ingat ga sih di awal tadi aku sempat nyinggung soal "kota doa"? Well, Manado emang terkenal sebagai kota yang ramah bagi para pemeluk agama apapun, bahkan agama Yahudi beserta Sinagoga hingga Menorahnya pun ada loh di Manado. Sayangnya waktu itu aku belum berkesempatan untuk mengunjungi Sinagoga ataupun Menorah, tetapi selama di perjalanan buat travelling aku sempat notice sih, emang ada beberapa rumah penduduk yang menggunakan simbol bintang daud, entah itu di pagarnya atau di dinding rumah mereka.

Buat kalian yang penasaran, nih aku kasih deh gambarnya..

Sinagoga | picture courtesy of BBC
Menorah | picture courtesy of BBC
Ok, sekarang kemana sajakah aku ketika berada di Sulawesi Utara?

Well, first thing first pastinya nyobain kulinernya dulu..

Ikan Tuna Bakar


Kalo kalian penggemar ikan, maka kalian harus banget nih cobain Paket Tuna 45 ala Deep Sea Tuna House Cafe & Resto resto ini terletak di Kawasan Mega Mas - Kota Manado dan sudah menjadi resto favorite bagi para wisatawan. Paket Tuna 45 merupakan salah satu menu paling laris di resto tersebut, hanya dengan IDR 45.000 saja kalian sudah bisa menikmati empuknya daging ikan tuna bakar + sambalnya yang maknyus, kangkung tumis & sepiring nasi. 

Selain ikan tuna bakar, di resto tersebut juga menyediakan berbagai menu seafood lainnya yang tentunya sangat menggiurkan untuk dicicipi. Oiya, kalo saya tidak salah ingat, setiap malam/setiap malam minggu, resto ini juga menyuguhkan live music bagi para pelanggannya dan karena resto ini terletak di pinggir pantai dijamin deh bikin suasana makan kalian jadi lebih nikmat dengan pemandangan yang memanjakan mata.     

Tinutuan, Ikan Cakalang & Perkedel Ikan Nike




Kalian belum resmi nih datang ke Manado kalo belum nyobain Tinutuan a.k.a Bubur Manado dan beraneka seafood andalan masyarakat Manado. Untuk menikmati hidangan khas masyarakat Manado ini, kalian dapat berpelesir ke Kawasan Kuliner Tinutuan Wakeke yang terletak di Jl. Wakeke, Wenang Utara, Kec. Wenang, Kota Manado, disana ada banyak pilihan kios yang menjajakan ragam makanan khas masyarakat manado. Harga satu porsi tinutuan berkisar IDR 10.000 hingga IDR 15.000, tergantung kiosnya.

Setelah saya puas dengan kulinernya, sekarang mari kita beralih ke beberapa ikon pariwisatanya..

Monumen Yesus Memberkati, Manado



Monumen ini terletak di Kota Manado, tepatnya berada di kawasan perumahan Citraland Winangun Manado. Pembangunan monumen ini digagas oleh Dr. (HC) Ir. Ciputra sebagai bentuk ungkapan cinta kasihnya kepada Tuhan yang telah memberikan berkat secara berlimpah kepada dirinya dan keluarganya. 

Monumen yang diresmikan pada tahun 2007 ini juga berhasil memperoleh Rekor Muri sebagai Patung Tertinggi di Indonesia pada masanya. Tidak hanya Monumen Yesus Memberkati, di kawasan perumahan Citraland Winangun Manado juga terdapat beberapa lokasi wisata rohani lainnya yang dapat kalian lihat di sini.

Untuk dapat berfoto dengan latar belakang monumen tersebut, maka para wisatawan dapat langsung mengunjungi kawasan perumahan Citraland Winangun Manado yang terbuka 1x24 jam dan bebas biaya masuk.

Bukit Doa Mahawu, Tomohon



Bukit Doa Mahawu merupakan salah satu objek wisata alam sekaligus tempat wisata religi, objek wisata ini terletak di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Jika kalian berada di Kota Manado dan merencanakan untuk berpelesir ke objek wisata ini, maka memerlukan waktu sekitar 45 menit tergantung arus lalu lintas untuk dapat mencapainya. 

Karena Bukit Doa Mahawu menyuguhkan pemandangan yang indah serta berbagai fasilitas wisata religi lainnya, maka tempat ini seringkali dijadikan sebagai tempat untuk melakukan sesi foto prewedding, melangsungkan pemberkatan nikah, menyelenggarakan resepsi pernikahan, pagelaran budaya, kegiatan jalan salib, dan sebagainya. 

Tiket masuk ke objek wisata ini dibanderol dengan harga IDR 25.000/orang yang sudah termasuk kupon untuk secangkir teh/kopi gratis yang nantinya dapat ditukarkan di Cafe yang telah disediakan, di Cafe tersebut kalian juga bisa memesan aneka camilan/makanan lainnya.

Danau Linow, Tomohon

      

Danau Linow dan Bukit Doa Mahawu yang berada di Tomohon sepertinya masih berada dalam satu pengelola yang sama (swasta), karena berdasarkan pengalaman saya, mulai dari tiket masuk hingga pelayananannya pun masih sama.

Tiket masuk ke objek wisata ini dibanderol dengan harga IDR 25.000/orang yang sudah termasuk kupon untuk secangkir teh/kopi gratis yang nantinya dapat ditukarkan di Cafe yang telah disediakan, di Cafe tersebut kalian juga bisa memesan aneka camilan/makanan lainnya sembari bersantai menikmati pemandangan danau yang indah dan angin yang sejuk. 

Jika di Bukit Doa Mahawu menawarkan wisata alam dan religi, maka di Danau Linow kita hanya disuguhkan pemandangan alam yang berupa danau vulkanik, dimana pada beberapa bagian tepi dan kedalaman danau terdapat lubang hidrotermal yang memuntahkan gas panas, sehingga wisatawan dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di danau tersebut. Oiya, jika kalian beruntung kalian bisa menyaksikan kawanan burung belibis yang berterbangan mencari makanan disekitar danau.

Gunung Mahawu, Tomohon



Gunung Mahawu merupakan gunung berapi stratovolcano yang sudah tidak aktif lagi, lokasinya berada di Kawasan Agrowisata Rurukan Kota Tomohon. Gunung Mahawu terbilang sangat ramah pengunjung, karena jika kalian ingin menuju ke puncak gunung tersebut untuk melihat kawahnya, maka kalian telah disediakan sebanyak lebih dari 150 anak tangga yang dilengkapi dengan pegangan tangan yang terbuat dari besi. Selain itu, tersedia juga tempat parkir, toilet, dan polisi hutan yang menjaga kawasan objek wisata tersebut.

Wisatawan biasanya tidak memerlukan perlengkapan apapun ketika hendak mendaki, cukup membawa air minum saja untuk menghilangkan dahaga usai mendaki. Hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit pendakian untuk dapat sampai di bibir kawah dan setibanya disana wisatawan pun dijamin akan takjub dengan pemandangan yang ada, hal ini dikarenakan wisatawan tidak hanya melihat kawah dari Gunung Mahawu saja, tetapi juga dapat melihat Gunung Berapi Lokon & Gunung Empung yang terletak di sebelah timur dan dengan sedikit tracking wisatawan dapat melihat hamparan Kota Manado dari puncak Gunung Mahawu.

Waktu yang paling tepat untuk memulai pendakian adalah pukul 07.00 - 08.00 WITA, hal ini memungkinkan para wisatawan untuk menikmati pendakian dan tracking di pagi hari saat cuaca masih sejuk dan sinar matahari belum menyengat.

Biaya masuk ke objek wisata ini hanya berupa sumbangan sukarela.

Museum Pinawetengan, Minahasa



Museum ini terletak di kompleks Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (Pa'Dior), tepatnya di Jalan Raya Langowan-Ratahan, Pinabetengan Utara, Kabupaten Minahasa. Di sini wisatawan dapat melihat berbagai benda seni berupa alat musik zaman dahulu, ragam busana adat yang digunakan masyarakat Sulawesi Utara dari masa ke masa, kumpulan mesin pemintal & mesin tenun dari setiap era, serta berbagai benda-benda tradisional klasik lainnya. Di kompleks ini pula terpajang beberapa alat musik raksasa dan kain tenun  khas Pinawetengan yang pernah meraih rekor dunia Guinness World Records. 

Di kompleks Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (Pa'Dior) ini terdapat beberapa Wale (rumah), seperti Wale Tenun & Wale Anti Narkoba, Kebun Bibit, Laboraturium Kultur Jaringan, Museum Religi, dan masih banyak tempat lainnya yang pasti sangat menarik untuk dikunjungi. Oiya, disini kalian juga dapat membeli souvenir berupa kain tenun serta baju batik/tenun khas Pinawetengan loh. 

Jika ingin berkunjung, maka wisatawan perlu merogoh kocek sebesar IDR 25.000/orang yang sudah termasuk kupon untuk secangkir teh/kopi gratis dan jika ingin hidangan tambahan, maka wisatawan dapat memesannya di kantin yang telah disediakan.

Bukit Kasih Kanonang, Minahasa



Bukit Kasih terletak sekitar 55 km dari arah selatan Kota Manado, Bukit Kasih merupakan bukit belerang yang masih alami. Objek wisata ini dibangun pada tahun 2002 sebagai simbol kerukunan antar umat beragama serta sebagai pusat keagamaan dimana semua pemeluk agama bisa berkumpul dan beribadat, di lokasi ini pula berdiri lima rumah peribadatan yang saling berdampingan, yaitu Gereja Katolik, Gereja Protestan, Masjid, Vihara, dan Pura.

Di objek wisata ini juga terdapat semacam kolam-kolam air panas yang dikelola oleh warga sekitar, yang mana kolam-kolam tersebut dapat disewa oleh para wisatawan yang merasa penat setelah melakukan pendakian (hanya sekadar merendam kaki), selain itu wisatawan juga dapat menambahkan layanan jasa pijatan refleksi untuk membantu merelaksasikan badan.

Biaya masuk ke objek wisata ini sebesar IDR 5.000/mobil + sumbangan sukarela. Oiya, di Bukit Kasih juga terdapat kios-kios yang menjajakan camilan dan souvenir khas Sulawesi Utara.

Taman Margasatwa Tandurusa, Bitung



Kalau kalian penasaran ingin melihat berbagai hewan endemik Pulau Sulawesi namun tidak punya cukup waktu untuk melakukan pendakian ke hutan, maka taman margasatwa ini akan menjadi pilihan yang tepat untuk kalian. Awalnya, tempat ini didirikan untuk tujuan komersial oleh Boy Gumolung, seorang anggota legislatif di Kota Bitung. Namun, saat ini taman margasatwa tersebut telah diambil alih oleh Pemda setempat.

Meskipun ukuran taman margasatwa ini relatif kecil, namun tempat ini menawarkan koleksi fauna endemik Pulau Sulawesi yang langka dan cukup lengkap seperti tarsius, kuskus beruang, kera hitam, babi rusa, ikan pari, ular piton raksasa, julang sulawesi, serta berbagai spesies elang dan burung-burung endemik lainnya. 

Sewaktu saya mengunjungi objek wisata ini, harga tiket masuknya sebesar IDR 50.000/mobil, di tempat ini juga terdapat toko souvenir yang menjual berbagai macam souvenir khas Sulawesi Utara.

Last but not least, saya juga sempat berkunjung ke.. 


Danau Tondano , Minahasa

picture courtesy of tripadvisor

Danau Tondano merupakan danau terluas di Sulawesi Utara, untuk sampai ke danau ini, kalian membutuhkan waktu sekitar 50 menit dengan jarak tempuh 40 km dari Kota Manado. 

Nah, saat berkunjung ke Tondano saya tidak sempat mengabadikan momen apapun, hal ini dikarenakan pada saat itu saya lebih fokus untuk memanjakan perut lapar saya hehe. By the way, buat kalian para penggemar seafood, kalian wajib nih buat mampir di Astomi Restaurant yang terletak di Peleloan-Tondano, restoran tersebut memiliki konsep terapung di atas Danau Tondano & semua menunya dijamin fresh.

Untuk pilihan menu di restoran ini cukup beragam, kalian dapat memesan porsi satuan ataupun paketan, pelayanannya ramah dan suasananya nyaman, bahkan ada live music-nya juga loh! So, buat kalian yang pengen show off bakat nyanyi ataupun bermain keyboard, sokkk atuuuuh.

Yeay! Akhirnya selesai 😄cukup sekian kepingan pengalaman & informasi yang dapat saya bagikan kepada kalian, semoga bermanfaat 😊

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe